PISAU PRAMUKA
“Semakin dipakai
Semakin Tumpul
Semakin diasah
Semakin tajam”
Salam Pramuka……
Menurut KBBI Pisau ialah alat yang digunakan untuk
memotong sebuah benda. Pisau terdiri dari dua bagian utama, yaitu bilah pisau
dan gagang atau pegangan pisau. Bilah pisau terbuat dari logam pipih yang
tepinya dibuat tajam; tepi yang tajam ini disebut mata pisau. Benda tajam satu
ini tentu merupakan alat bantu fungsional yang paling banyak dimiliki dan
diminati manusia di dunia. Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang bisa
lepas dari ketergantungan pisau. Apalagi para ibu yang berkutat setiap hari
dengan kegiatan potong memotong, tentu menyimpan beberapa bilah pisau tajam
yang menjadi dewa penolongnya di dapur.
Dalam panndangan masyarakat pisau tentu tidak bisa
lepas dengan sebutan benda tajam dan berbahaya, Namun tentunya pisau menjadi
berbahaya apabila disalahgunakan untuk hal tidak baik.
Akan tetapi, sesungguhnya pisau lebih
menitikberatkan pada alat bantu, fungsi dan keperluan untuk memudahkan manusia
dalam melakoni realitas keseharian. Dan apabila memahami pisau secara
menyeluruh kita akan menemukan banyak hal di luar persoalan itu, dan justru
membuat masyarakat lebih bijak dalam memperlakukan pisau. Tidak akan sembarang
menggunakan, menyimpan dan membawa pisau, karena mengetahui aspek pisau dengan
segala aturannya.
Bagi saya pisau bukan senjata tajam, tapi tools
atau perkakas atau alat bantu, pisau lebih memiliki fungsi utama sebagai
kelengkapan alat bantu manusia. Fungsi tersebut tercatat dalam sejarah, pisau
hadir dari peradaban masa lalu sampai saat ini menemani manusia. dan percaya
atau tidak, pisau telah membawa manusia ke tingkat peradaban yang lebih tinggi.
Sejak pisau primitif pertama dibuat, pisau telah menjadi teman bagi manusia.
Dengan pisau manusia primitif menemukan lebih mudah untuk mengumpulkan bahan
makan.
Pisau sebagai alat bantu manusia, tentu menjadi
salah satu barang yang dimiliki setiap orang. Fungsi utama sebagai alat untuk
memotong, mengiris, menyayat atau membelah hadir seiring dalam setiap detik
manusia bergerak. Setiap pisau memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan
kebutuhan pemakaiannya pisau pada wacana kebutuhan. Tidak hanya dilihat sebagai
senjata tajam semata, tetapi bagaimana memaknai pisau untuk digunakan.
Pisau Pramuka
Salah satu model pisau pramuka yang kita kenal
adalah model pisau belati. Istilah pisau belati sudah jarang disebutkan
akhir-akhir ini karena kurang populer. Pisau pramuka populer di tahun 1980-an
atau awal 1990 Pisau belati saat itu sangat erat dengan pramuka yang
menggunakan jenis pisau ini, meskipun sekarang hanya untuk hiasan pramuka
penggalang.
Di Gerakan Pramuka Tidak ada peraturan atau
regulasi baik itu SK atau pun PP yang mengatur tentang apa dan bagaimana pisau
pramuka atau yang mengharuskan Pramuka membawa pisau, di PP 174 Tahun 2012
Tentang Pakaian Seragam Pramuka berisi
tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pakaian Seragam Anggota Gerakan Pramuka yang
menggantikan Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 226 Tahun 2007 tidak
ditemui satu pasal pun yang mengharuskan seorang pramuka membawa pisau. padahal
disadari atau tidak kebutuhan pisau sebagai TOOLS dalam kegiatan kepramukaan
sangat penting. Dan pisau termasuk dalam the ten essential. Yaitu 10 hal
penting yang harus di bawa ketika berkegiatan di alam terbuka
Melihat hal tersebut penggunaan pisau di pramuka
menjadi satu materi tersendiri dalam materi kepramukaan sesuai dengan tujuan
kepramukaan yaitu pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur, sesuai
dengan keadaan kepentingan dan perkembangan masyarakat Indonesia. khususnya di
Unit SAR pramuka kota bandung penggunaan pisau pramuka menjadi hal yang penting,
maka dari itu dalam pendidikan dasarnya (Gladi Impeesa) pisau harus selalu
tersemat di pinggang, begitu pula dalam kegiatan pelatihan intruktur kegiatan
alam terbuka (PIKAT) untuk pembina dan pelatih pembina pramuka yang
diselenggarakan oleh Pusdiklatnas Gerakan Pramuka yang berkerjasama dengan
TRUENORTH bertempat di Situ Lembang selama 2 minggu pisau selalu tersematkan di
pinggang baik peserta pelatih maupun tim pendukung.
Penggunaan pisau sebagai perkakas (Tools) jelas
sangat jauh berbeda dengan penggunaan pisau sebagai senjata (weapon), saat
berbicara sebuah alat sebagai tool maka alat tersebut haruslah memenuhi syarat
sebuah perkakas yang bisa mempermudah hidup manusia, tetapi apabila berbicara
sebagai weapon selama alat tersebut bisa
mengakibatkan kerusakan, telepas dari pisau atau bukan, dalam bentuk sempurna
atau pun tidak maka alat tersebut dapat dikatakan atau masuk kategori weapon.
Kembali kepada pisau pramuka khususnya yang selalu
di bawa pramuka penggalang, kondisi fisik dari pisau pramuka yang ada sekarang
tidak lebih dari sebuah senjata, sekalipun dengan bentuk dan bahan yang
seadanya, dengan bilah besi baja karbo rendah dan pegangan alunium, tetap
merupakan senjata yang mematikan bila digunakan dengan 'benar' tetapi sebuah
perkakas yang luar biasa jelek bila digunakan sebagai (tools).
Sesungguhnya yang dibutuhkan oleh pramuka adalah
sebuah alat, maka kita harus membekali pramuka dengan sebilah pisau tajam,
kuat, yang cukup tajam untuk menyayat bambu, memotong tambang, memotong kertas
dan membantu melakukan tugas-tugas seperti mencari dan mengolah makanan,
mendirikan shelter untuk tidur, atau membuat api unggun.
Karena di gerakan pramuka belum ada regulasi yang
mengatur pisau pramuka, ada 2 jenis pisau yang bisa kita jadikan pilihan sebagai
pisau pramuka yang pertama adalah Folding Knife pisau yang masuk dalam kategori
EDC (every day carry), untuk keperluan keseharian yang terbatas memotong hal
kecil, pramuka bisa menggunakan pisau
saku atau pisau lipat multi guna seperti pisau lipat multifungsi Victorinox
yang karena Kepraktisan dan ukuran yang kompak menjadi keunggulan utama pisau
lipat ini. Bayangkan, satu pisau yang cuma berukuran 10 cm bisa berisi gunting,
gergaji, kikir, obeng negatif dan positif, pembuka botol, pisau, tusuk gigi, pinset,
tang, senter, bahkan sebuah USB. Ini semua yang dibutuhkan seseorang jika
terjebak dalam setiap kondisi. Pisau lipat victorinox menjadi andalan para
pendaki gunung, tentara, pilot atau pramuka untuk bertahan hidup di alam, pisau
lipat multifungsi victorinox merupakan inovasi dari Karl Elsener, yang Awalnya
membuat pisau untuk tentara Swiss tahun 1884 Dari sebuah bengkel di Swiss, Karl
Elsener pertama kali menemukan sebuah pisau lipat serbaguna yang kemudian
dikenal sebagai pisau lipat Victorinox.
Perusahaan Victorinox ini terus berkembang. Tidak
kurang dari ratusan jenis pisau lipat mereka produksi. Ada tipe untuk militer,
pemancing, arung jeram, panjat tebing, SAR hingga survival kit.
Pisau multiguna ini makin populer setelah McGyver,
sebuah serial di TV era 80an, menjadikan pisau ini sebagai ciri khasnya. Dalam
film itu, si jenius menggunakan pisau lipat ini untuk menciptakan berbagai hal
yang menakjubkan.
Dalam kehidupan nyata, pisau lipat ini digunakan
banyak orang. Entah sudah berapa ratus nyawa yang terselamatkan oleh pisau ini.
Para pendaki gunung profesional maupun Tim SAR tak pernah lupa menyelipkan
sebuah pisau lipat ini di saku jaketnya.
Pilihan kedua sebagai pisau pramuka adalah pisau
Fixed blade yaitu jenis pisau paling umum yang sering ditemukan sehari-hari.
Definisi sederhananya adalah pisau yang tidak bisa dilipat. Seperti pisau jenis
bushcraft, pisau ini merupakan jenis fixed blade. Kenapa perlu yang namanya
fixed blade karna Kalau pisau lipat itu ada engsel yang rawan patah. Maka Pisau
fixed blade adalah pilihan terbaik Pisau jenis ini tahan banting dan efektif
untuk berbagai keperluan, dari yang ringan sampai pekerjaan-pekerjaan berat.
pisau yang memang didesain buat supaya dapat digunakan pada beragam situasi dan
kondisi. Hanya saja pisau jenis ini membutuhkan sarung untuk membawanya, tidak
seperti pisau lipat yang praktis. Tapi usahakan juga tetap bawa pisau lipat
sebagai pisau cadangan di lapangan.
Dan juga yang tidak kalah pentingnya pramuka
dibekali pula dengan pengetahuan dasar tentang pisau, apa yang boleh dan apa
yang tidak boleh dengan pisau. Intinya,
Ukuran pisau yang di bawa jadi hal yang nggak kalah
penting. Itu makanya pisau lipat masuk dalam kategori cadangan. Ukuran pisau
yang terlalu besar dan berat akan makan tempat penyimpanan di ransel. Tapi
kalau terlalu kecil, akan menyulitkan juga ketika melakukan kegiatan seperti
memotong kayu dan batoning.
kalau pisau pramuka masih seperti yang ada dan
digunakan oleh pramuka penggalang sekarang ini, terlebih tanpa tujuan jelas
untuk apa pisau tersebut harus ada sungguh kesia-siaan yang besar.
Latihan Menggunakan Pisau Pramuka
Mengenalkan pisau dan cara menngunakan pisau
melalui latihan tidak saja untuk orang dewasa tapi juga bisa dimulai dari
pramuka siaga, penggalang, penegak atau pandega, harus kita pahami bahwa Resiko
kecelakaan akibat pisau dapat diminimalisir apabila kita memahami betul
bagaimana cara menggunakan pisau secara benar. Penggunaan pisau dengan benar
akan membantu pengguna untuk memiliki kontrol saat menggunakan pisau dengan
lebih baik, Selain kontrol pisau, diperlukannya juga pemahaman akan bagaimana
memposisikan tangan membantu kita saat memegang bahan yang akan dipotong dengan
benar agar kita bisa mengontrol hasil potongan dan menghindari kecelakan akibat
luka pisau. itu semua dapat dilakukan dengan belajar dan berlatih menggunakan
pisau. Sebagian besar orang anggota dewasa tidak memahami cara penanganan pisau
dengan benar yang menyebabkan mereka mengajarkan teknik yang salah kepada
anak-anak atau peserta didik. Dengan membiasakan pramuka pramuka berlatih
menggunakan tenik mengoperasikan pisau yang tepat dapat membantu meningkatkan
kemampuan mereka dalam bekerja dengan pisau di alam terbuka atau di perkemahan,
Lewat aktivitas mengiris dan memotong, anak anak dapat memusatkan kekuatan
menggerakkan pisau pada telapak tangan. Lengan bagian bawah juga mendukung
kegiatan mengiris dan memotong. Kegiatan ini butuh konsentrasi dan kesabaran.
Dengan memberinya kepercayaan untuk menggunakan pisau, anak melatih motorik halus, kekuatan lengan,
konsentrasi dan kesabarannya.
Karena pentingnya pisau sebagai perkakas untuk
pramuka, dan dapat menggunakan pisau dengan baik dan benar itu suatu kecakapan
maka Idealnya masuk dalam poin syarat kecakapan umum (SKU). SKU itu sendiri
sebagai metode kepramukaan, dengan SKU ini pramuka didoronng dan dirangsang
untuk memperoleh kecakapan-kecakapan yang berguna baginya, dan setiap pramuka
harus memenuhi SKU sebagai persyaratan
sebagai anggota Gerakan Pramuka. Dengan begitu pramuka akan belajar dan
berlatih menggunakan pisau. Pentingnya memahami penggunaan pisau sama
pentingnya dengan memahami penggunaan peta dan kompas, memahami penggunaan
tali. P3K, sandi dan isyarat dan sebagainya. Latihan mengunakan pisau bisa di
lihat di :
https://www.youtube.com/watch?v=SSpG9QEhysk
Regulasi Penggunaan Pisau Pramuka
Masalah pisau untuk pramuka ini menjadi masalah
yang paling umum terjadi di semua negara. Permasalahan ini selalu berhubungan
dengan pentingnya anggota pramuka untuk menggunakan pisau yang selalu
berbanding terbalik dengan regulasi yang ada di setiap negara tentang pisau itu
sendiri. Untuk perbandiungan kali ini kita ambil Inggris, negara yang
melahirkan gerakan kepanduan. Untuk Inggris sendiri pisau secara umum memiliki
batasan regulasi yang jelas :
Jual beli pisau
adalah ilegal untuk setiap tempat berjualan menjual
semua jenis pisau (termasuk pisau dapur atau Swiss Army Knives) kepada setiap
orang yang berusia dibawah 18 tahun ( England, Nothern Ireland dan Wales) atau
dibawah 16 tahun (Skotlandia)
Membawa pisau
Secara umum adalah pelanggaran untuk membawa pisau
di tempat publik (Public place) tanpa alasan yang jelas sebagai contoh seorang chef yang membawa
pisau dalam perjalanannya menuju tempat kerja.
Tetapi legal untuk siapapun untuk membawa sebilah
pisau lipat, tanpa mekanisme pengunci seperti Swiss Army Knife di tempat
publik, selama panjang blade kurang dari 3 inci (7,62 cm)
Cukup kita berhenti dulu sampai sini, tanpa melihat
aturan yang lain, sudah jelas duduk persoalannya, Bahkan di negara asal
kepanduan pun, para anggota kepanduan yang masih berusia dibawah 18 atau 16
tahun dilarang membeli pisau di temnpat publik, apalagi membawanya, akan tetapi
kemudian dalam beberapa kasus penggunaan pisau di camp-camp perkemahan hal ini
bisa diabaikan hanya jika camp perkemahan tersebut adalah milik pribadi
(private property) akan tetapi bagaimana dengan aturan membawa pisau ?
Untuk hal ini British Scout Association memberikan
beberapa aturan tambahan :
- Pisau
harus dibawa menuju dan dari tempat pertemuan/latihan kepanduan oleh seorang
dewasa
- Pisau
harus disimpan ditengah tas/rucksack saat dalam perjalanan
- Pisau
adalah alat dan dengan demikian diperlakukan seperti alat, digunakan sesuai
dengan kebutuhan dan kegunaanya
- Pisau
harus selalu tersimpan sampai saatnya digunakan
- Secara
umum campsites dinyatakan sebagai public place, dengan demikian untuk hal
tersebut aturan penggunaan pisau mengikuti aturan public place yang sudah
jelas.
- (yang
ini agak kurang jelas) kecuali untuk alasan religi, pisau tidak dikenakan
bersamaan dengan seragam kepanduan
- Dengan berdasar pada hal tersebut diatas Dave Budd
seorang ahli kepanduan Inggris memberikan rambu-rambu penggunaan pisau pramuka
sebagai berikut :
- Paling
aman untuk mengasumsikan bahwa, tidak seorangpun anggota kepanduan
diperbolehkan membawa pisau ke tempat pertemuan/camp kecuali ada kepentingan
yang sangat spesifik yang membutuhkan penggunaan pisau, untuk kasus tersebut
adalah paling aman untuk pisau tersebut dibawa oleh pimpinan kepanduan dan
dibawa manurut aturan-aturan yang jelas dan berlaku.
- Sangat
penting untuk adanya pelatihan penggunaan dan perawatan pisau (dan peralatan
lainnya).
permasalahan selanjutnya yang umum menjadi
perdebatan penggunaan pisau pada kepanduan adalah :
"Kepanduan pada umumnya dilakukan di
lingkungan sekolah" dan rasanya
belum pernah melihat ada regulasi yang memperbolehkan seorang siswa untuk
alasan apapun membawa pisau dengan ukuran apapun ke sekolah secara legal.
Akhirnya kita kembali ke negara Republik Indonesia
kita tercinta, yang rasa-rasanya sekalipun belum pernah lihat regulasi tentang
pisau rupanya di Indonesia pada beberapa kesempatan sering melihat seorang
anggota pramuka membawa pisau pramuka, pisau pramuka yang dimaksud disini
adalah pisau model bowie atau belati tidak tajam yang umumnya terdiri atas dua
buah pisau, satu besar satu kecil dan merupakan kelengkapan yang suka ada bila
kita membeli seragam pramuka lengkap.
apabila seorang pramuka di Indonesia membawa pisau,
melanggar aturan kah ?
Hukum membawa pisau di Indonesia
Dalam hal kepemilikan pisau, Jika pisau itu
digunakan sebagai alat berjaga-jaga, dalam arti alat pertahanan diri jika
sewaktu-waktu ada kejadian yang tidak diinginkan, maka untuk mengetahui dapat
atau tidaknya dipidana atas kepemilikan benda ini, kita mengacu pada ketentuan
mengenai larangan membawa senjata tajam yang terdapat dalam Pasal 2 UU Drt
12/1951 yang berbunyi:
“Barangsiapa
yang tanpa hak memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba
memperolehnya, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa,
mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan,
mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan atau mengeluarkan dari Indonesia
sesuatu senjata pemukul, senjata penikam, atau senjata penusuk (slag, steek of
stoot wapen), dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya sepuluh tahun”.
Tidak ada penjelasan dalam UU ini, dan maksud
dikeluarkannya untuk apa, membawa dengan tujuan apa, pada prakteknya tidak
dipedulikan, cukup dengan anda membawa parang yang itu bukan untuk ke kebun,
maka anda akan dapat dihukum atau dijatuhi pidana dengan UU ini, walaupun
memang ada pengecualian dalam Pasal 2 ayat (2) dimana senjata penikam dan/atau
senjata penusuk itu tidak termasuk di dalamnya:
- Yang dipergunakan guna pertanian;
- Untuk pekerjaan-pekerjaan
rumah tangga;
- Untuk kepentingan melakukan
dengan sah pekerjaan; atau
- Yang nyata-nyata mempunyai
tujuan sebagai barang pusaka, barang kuno atau barang ajaib (merkwaardigheid).
Pisau memang merupakan alat yang bisa digunakan
untuk menusuk, namun perlu dilihat lagi kegunaannya. Apabila alat tersebut
memang diperuntukkan sebagai alat melakukan pekerjaan yang nyata-nyata
digunakan oleh si yang bekerja dan alat itu dibawa untuk kepentingan pekerjaan,
atau untuk kebutuhan rumah tangga maka ia tidak dapat dipidana.
Namun, apabila orang yang membawa pisau itu
menggunakannya bukan untuk kepentingan pekerjaannya, sedang ketika ada
pemeriksaan di tempat umum dan ia diketahui tengah membawa pisau dengan melawan
hukum, maka unsur membawa senjata yang digunakan untuk menusuk tanpa hak
sebagaimana ketentuan yang terdapat dalam dalam Pasal 2 ayat (1) UU Drt12/1951
terpenuhi dan hal tersebut merupakan kejahatan yang diancam pidana penjara
selama-lamanya sepuluh tahun.
Cukup kutipannya, sangat karet memang, terbuka
untuk debat, tetapi selama seorang pramuka bisa menunjukkan bahwa secara sah
memang membutuhkan pisau tersebut maka sedianya membawa pisau bisa menjadi
suatu hal yang legal, sekarang yang dibutuhkan adalah regulasi dari organisasi
Gerakan Pramuka tentang pisau seperti apa yang diperbolehkan? untuk hal apa
pisau tersebut digunakan? bagaimana cara membawanya? Dan bagaimana prosedur
keamanan dan keselamatan dalam penggunaannya? dalam siapa yang berhak membawa?
selama hal ini belum bisa dipenuhi maka sebaiknya bagi Pembina pramuka untuk
bijak dalam hal membekali pisau untuk peserta didiknya, namun jika peserta
didik mungkin dapat menangani pisau, tidak ada salahnya membiarkan mereka
memilikinya di lingkungan yang tepat seperti dalam berkemah atau dalam
melakukan pendakian gunung di mana mereka mungkin membutuhkannya. Beri mereka
beberapa pelatihan tentang penggunaan, dan beberapa pelatihan pertolongan
pertama.
Salam Pramuka……………..