ULTRALIGHT HIKING
Ultralight Hiking pertama kali dikenalkan oleh Emma Rowena Gatewood
pada tahun 1955, kemudian dipopulerkan oleh Ray Jardine yang melakukan
perjalanan di Pasific Crest Trail (PCT) pada tahun 1989 yang kemudian catatan
perjalanannya diterbitkan dalam sebuah buku PCT
Hiker’s Handbook, yang kemudian dicetak ulang dengan judul Beyond Backpacking pada tahun 1999. Pada
saat itu (1989), Ray Jardine membawa base
weight sekitar 11kg, kemudian pada tahun 1994 Ray Jardine melakukan
perjalanan PCT untuk yang ketiga kalinya dengan base weight 4.1kg.
Lalu, apa itu ultralight hiking, Ultralight
hiking adalah gaya hiking yang menekankan pada membawa perlengkapan yang
paling ringan dan paling sederhana dengan aman untuk perjalanan di alam terbuka.
Sebenarnya Tidak ada definisi yang baku dengan "ultralight", Ini lebih merupakan pola pikir mengenai berat isi
ransel yang kita bawa. Ini tentang bagaimana kita memutuskan untuk bisa
bertahan dengan isi ransel yang ringan. Dengan pengalaman yang kita dapat
tentunya kita dapat menemukan rumus kita sendiri. Gaya Ulatralight hiking seringkali diterapakan oleh pendaki gunung.
Karena kondisi kontur yang menanjak menbutuhkan energy ekstra ketimbang kontur
yang datar. Sehingga berat ransel yang di bawa akan sangat mempengaruhi daya
jelajah kita selama pendakian.
Dalam pendakian sendiri
terdapat Istilah Lightweight dan ultralight yang biasanya merujuk pada Berat
perlengkapan standar, Berat perlengkapan standar yang sering dijadikan acuan
adalah sebagai berikut :
- Ultralight Hiking = beban yang dibawa beratnya kurang dari 5 kg.
- Lightweight Hiking = beban yang dibawa beratnya kurang dari 10 kg.
Sedangkan menurut sumber lain, standar beban yang berlaku adalah
sebagai berikut :
- Minimalist Hiking = beban yang dibawa dibawah 6 kg.
- Ultralight Hiking = beban yang dibawa berada di kisaran angka 10
kg.
- Lightweight Hiking = beban yang dibawa diatas 10 kg hingga maksimal
15 kg.
- Plush/Deluxe Hiking = beban yang dibawa diatas 15 kg.
pada kenyataannya pendaki konvensional sering menghasilkan bobot
dasar di atas 14 kg, dan terkadang hingga 27 kg. Banyak orang yang terjebak
dengan ultralight itu harus kecil,
dan ringkas. Padahal ultralight itu
focus di berat sedangkan kecil dan ringkas itu ultrasmall.
Ultralight Hiking bukanlah mengurangi peralatan
yang dibawa ketika pendakian, tapi bagaimana membuat peralatan menjadi lebih
ringan dan juga satu barang dapat mempunyai banyak fungsi sehingga beban dapat
dipangkas.
Dengan membawa peralatan yang lebih ringan dan multifungsi kita dapat
menempuh jarak yang lebih panjang per harinya tanpa banyak mengeluarkan tenaga.
Ini sangat berguna saat kita melewati jalur pedakian dengan jarak yang jauh. Tentu
dengan membawa beban yang terlalu berat pada ransel akan membuat pedakian kita
menjadi lambat, cepat lelah, cepat emosi, dan tidak menikmati perjalanan.
saat ini, banyak pendaki yang mencoba beralih dari gaya konvensional
ke gaya ultralight. Banyak alasan
yang mendorong mereka untuk melakukan migrasi ini, yang tentunya dengan berbeda-beda
tujuan dari satu orang dengan orang yang lain.
Apakah Ultralight aman?
Pendaki dengan ultralight
hiking juga membawa semua peralatan keamanan seperti pendaki konvensional lainnya.
Memang tak ada jaminan keselamatan 100%. Peralatan hanyalah sebagai alat bantu,
namun mengambil keputusan yang tepat merupakan langkah utama dalam kesuksesan
pendakian.
Ultralight hiking, sebenarnya
lebih banyak ditunjang dengan perlengkapan yang ultralight juga, sehingga lebih ke pembahasan Ultralight Hiking Gear. Kalau di istilahkan dalam bahasa Indonesia
kurang lebih "Peralatan Pendakian Super Ringan".
Ultralight Hiking lebih
mengedepankan pendakian yang efisien, aman dan senyaman mungkin. 3 faktor itu
setidaknya harus dipenuhi.
Efisien dalam penggunaan
sumber daya yang ada, baik itu waktu, tenaga, bekal dan perlengkapan. Untuk melakukan perjalanan yang efisien tidak
lah mudah, mulai dari menentukan hari dan waktu, memilih jalur, menyiapkan
peralatan dan kebutuhan, disiplin waktu dan jadwal, memilih lokasi tempat
berkemah, dll. Tujuannya hanya satu, menghindari kesalahan sekecil mungkin, sehingga
perjalanan pendakian benar-benar bermanfaat, sesuai target dan keinginan. Misal
tidak membawah peralatan yang tidak bermanfaat, tidak membawa logistik yang
berlebih.
Aman. Pendakian ultralight harus lah aman. Tidak boleh
mengabaikan keselamatan. Misal karena ingin mengejar waktu dan ingin efisien
memilih jalur yang berbahaya dan beresiko. Perlengkapan dan peralatan yang
dipakai juga harus memenuhi standar keamanan.
Nyaman. Nah ini yang
menjadi harapan setiap pendaki. Mendaki dengan nyaman. Tidak membawah beban
berlebih, peralatan yang benar-benar bermanfaat, bekal yang cukup (tidak kurang
atau kelebihan), jadwal waktu yang tepat, sehingga kita bisa menikmati setiap
moment saat mendaki.
Dalam ultralight hiking,
kita harus tahu macam-macam berat yang kita bawa dalam sebuah perjalanan yaitu
:
1) worn / carried weight. Yaitu semua yang dipakai dan dibawa
ketika jalan selain dari apa yang masuk ke dalam tas. Contoh adalah kaos,
celana yang dipakai pada saat jalan, sepatu, topi, kacamata, jam tangan,
trekking pole, bandana, kaos kaki, dll.
2) base weight. Yaitu semua yang di dalam tas, kecuali makanan,
minuman, bahan bakar. Contoh adalah ransel itu sendiri, shelter, sleeping pad,
sleeping bag, peralatan masak, peralatan survival, perlengkapan P3K, headlamp,
jaket, peralatan mandi, botol minum, handphone, powerbank, dll.
3) consumables weight. Yaitu semua bawaan yang bakal
dikonsumsi; makanan, minuman, termasuk bahan bakar
4) initial pack weight. Total berat bawaan yang masuk ke dalam
ransel, no 2 + 3
5) full skin out weight (FSO). Total semua barang yang dibawa
selain berat kita. no 1 + 2 + 3
Ultralight hiking berfokus
kepada poin no 2 yaitu base weight.
meskipun pengurangan berat bahan habis pakai juga diterapkan. bagaimana cara mensiasati base weight.
Go Ultralight Hiking With The Big Three
Dalam Ultralight hiking ada 3 item utama dalam base
weight yang lumayan berat, yang selanjutnya kita sebut sebagai “THE BIG THREE”.
Item item itu adalah ransel itu sendiri, tenda/shelter, dan sleeping sistem yang meliputi sleeping
bag dan sleeping pad, apabila dari ketiga item item tersebut beratnya bisa
dibawah 4kg. ini akan mengurangi banyak beban di pundak, Perhitungan ini adalah
untuk 1 orang, atau solo backpacker
Cara tercepat untuk meringankan berat packing kita adalah dengan
mengganti satu atau semua dari tiga item item tersebut. sehingga dengan
mengurangi bobot ke tiga item ini akan mengurangi berat packing keseluruhan
Ransel
Ransel merupakan peralatan yang menopang barang-barang selama
perjalanan kita. Jika berat ransel kosong saja sudah cukup berat apalagi
ditambah dengan membawa peralatan yang lain. Semakin ringan dan ringkas
peralatan yang dibawa maka semakin kecil juga ransel yang dibutuhkan. Hal ini
merupakan prinsip ultralight hiking.
Ransel dalam ultralight hiking
berpatokan kepada berat, bukan volume, jadi ransel UL bukan harus ransel dengan
volume dibawah 30liter. Karena tas dibawah 30 liter dengan berat diatas 2kg itu
ada, contohnya itu tas yang ada rodanya yang biasa sering kita lihat di bandara.
Dan tas dengan volume diatas 50 liter dengan berat dibawah 1kg juga ada. berapa
pun kapasitas ransel kita, yang penting semua bawaan kita masuk.
Ransel Ultralight Hiking dibuat dari bahan yang ringan dan
menggunakan frame yang tidak terlalu besar atau bahkan tidak ada frame sama
sekali. Alternatif untuk ransel ultralight
umumnya menggunakan frame internal dari bahan carbon sedang kainnya dari bahan nilon
ripstop, silnylon, atau Dyneema, atau serat cuben, Ransel dengan frame internal
memiliki berat kurang lebih 2,7 kg, dengan fitur seperti penstabil sabuk
pinggul, tali pengangkat, tali sternum, dan tali kompresi; sedangkan ransel
tanpa frame ultralight yang tersedia dipasaran berbobot mulai dari 8 - 14 ons
(200-400 g) dan biasanya sedikit fitur ransel dengan model yang sederhana.
Sementara seorang pendaki konvensional mungkin memiliki ransel 65
liter dalam kisaran 1.3 – 1.8 kg, penganut ultralight
hiking yang berpengalaman dapat memilih ransel 45 hingga 55liter tanpa
frame, yang terkadang lebih kecil, dengan berat kurang dari 1,5 - 2 pon (0,6 –
0,9 kg).
Kita harus membuat rencana berapa lama perjalanan akan ditempuh dan berapa
jumlah peralatan yang akan dibawa. Jika perjalanan hanya 2 hari kemudian kita membawa
ransel 50 L maka tidaklah memakai prinsip ultralight
hiking. Perjalanan 2 hari dapat menggunakan ransel dengan ukuran 20-35L
jika menggunakan prinsip ultralight
hiking.
Shelter
Shelter atau tempat berlindung merupakan kebutuhan wajib bagi para
pendaki yang akan bermalam di gunung atau untuk bertahan dari ganasnya cuaca
gunung. Shelter yang paling umum dibawa pendaki yaitu tenda atau tenda dome, akan tetapi tenda relatif berat karena berbagai factor, tenda
sering dirancang dengan dua lapisan kain (untuk mengatasi masalah kondensasi
internal), tenda juga sering menggunakan tiang logam/fiber dan pasak, dan
kadang-kadang memakai kain terpal yang terpisah untuk melindungi bagian bawah
tenda.
Shelter adalah salah satu dari
“THE BIG THREE”, yaitu bawaan yang paling berpengaruh terhadap berat gendongan
kita secara keseluruhan, diluar logistik tentunya.
Lalu bagaimana menyiasati agar salah satu bawaan ini tidak terlalu
berat? Tentunya banyak cara yang harus dilakukan, agar reduksi berat ini tidak
mengurangi atau bahkan menghilangkan sama sekali tingkat keselamatan dalam kegiatan
pendakian.
Dalam konsep Ultralight Hiking,
pendaki disarankan memilih tenda berbobot super ringan. Biasanya tenda ini
memiliki karakteristik tersendiri, seperti frame dan pasaknya terbuat dari
bahan alumunium pesawat yang super ringan namun kokoh, ketimbang bahan fiber
seperti pada umumnya. Sebuah tenda Ultralight rata-rata berbobot 1,5 kg – 2 kg
dengan kapasitas single atau 2 orang. Namun banyak pendaki ultralight menggunakan
sistem shelter tarp tent di mana trekking pole berfungsi sebagai tiang
untuk tenda, tarp tent ini berkapasitas 1 orang dengan berat sekitar 700gr. Mengganti
tenda double layer dengan flysheet
sederhana dan kombinasi bivysack akan
mengurangi tidak hanya berat tetapi juga volume yang dibawa dalam ransel. sistem
shelter teringan yang mungkin adalah hanya dengan kain flysheet, hanya dibutuhkan sedikit keterampilan untuk dapat
mendirikannya dan juga hanya butuh tali dan beberapa pohon, tiang pancang atau
trekking pole untuk penyangga. Bisa untuk kapasitas sampai 4 orang dengan berat
sekitar 500gr temasuk tali dan pasak.
Sleeping System
THE BIG THREE selanjutnya adalah sleeping system, Saat membicarakan
tentang sleeping system di kegiatan
alam terbuka, maka tidak bisa dipisahkan dari yang namanya sleeping bag dan sleeping pad.
Sleeping Bag
Sleeping bag adalah kantung atau tempat tidur yang fungsinya
melindungi dan mempertahankan suhu tubuh kita
selama kita tidur. Sleeping bag
merupakan salah satu jenis peralatan yang penting dalam perjalanan alam terbuka
khususnya mendaki gunung. Jika sleeping
bag mempunyai kemampuan isolasinya rendah tentu saat kita tidur tidak akan bisa
nyenyak karena kedinginan.
Pengurangan berat sleeping bag dapat dicapai melalui pengurangan
jumlah kain yang digunakan dalam pembuatannya atau melalui penggunaan bahan
yang lebih ringan dalam konstruksinya. Penggunaan bahan Down atau bulu angsa
dalam sleeping bag adalah bahan insulasi yang lebih ringan berdasarkan volume
daripada serat sintetis yang tersedia saat ini. Berat keseluruhan kantong tidur
dapat dikurangi dengan menghilangkan bahan yang berlebihan. Contoh dari ini
adalah penggunaan selimut tidur. Namun Selimut tidur adalah selimut berinsulasi
rendah yang tidak memiliki insulasi di sisi bawahnya, dalam prakteknya harus
menggunakan alas tidur untuk melindungi dari kehilangan panas konduktif ke
tanah. Selimut tidur lebih seperti kantung tidur konvensional yang membungkus
seluruh tubuh pengguna tetapi kain dasarnya tidak mengandung insulasi.
Sleeping bag juga sebaiknya disesuaikan pengunaannya, jika kita
medaki gunung di Indonesia sangat aneh jika menggunakan sleeping bag untuk
gunung salju seperti everest.
Untuk menurunkan berat sleeping bag :
·
Pilih kantung tidur yang tidak lebih hangat dari
yang sebenarnya kita butuhkan. Kehangatan ekstra hanya berarti berat ekstra.
·
Pilih kantung tidur mumi tanpa tudung; kita bias
mengenakan kupluk dan / atau topi rajutan hangat di malam yang dingin.
·
Pertimbangkan selimut trekking (menjadi populer
dengan pejalan kaki) daripada kantong tidur.
·
Carilah sleeping bag yang mempunyai packing
kecil dan ringan tanpa mengurangi kemampuan isolasinya.
Beberapa pendaki ultralight berpengalaman dapat membuat suhu badan
tetap hangat dengan mengenakan pakaian terisolasi untuk tidur, seperti
balaclava atau jaket terisolasi, memilih lokasi berkemah yang tepat untuk
menghindari lokasi lokasi yang lebih dingin (titik-titik rendah di mana udara
dingin cenderung terkumpul), memanfaatkan penghalang angin alami seperti
vegetasi rapat atau tebing sehingga suhu dingin dapat disiasati dengan membawa
sleeping bag yang lebih ringan.
Sleeping Pad
Sleeping Pad adalah alas tidur yang memberikan kenyamanan dan
tambahan kehangatan. alas tidur yang biasanya memakai matras sponge yang sperti
biasa TNI pakai, bisa disiasati untuk meminimalisir bobotnya dengan matras
alumunium foil yang beratnya setara dengan berat sebungkus mie instan. Walaupun
tipis tapi martas alumimium foil mempunyai kemampuan yang lebih baik daripada
martas hitam sponge dan matras jenis ini sudah cukup baik mengisolasi hawa
dingin dari tanah, hanya tidak begitu empuk. Jika yang ekstra empuk dan tetap
ultralight ada sleeping pad yang Mirip seperti kasur tiup namun dengan bentuk
lebih kecil untuk ukuran satu orang. Ukuran packing hanya sebesar botol air
mineral.
Beberapa peralatan outdoor
lainnya
Setelah base waight "3 Besar" terselesaikan kemudian beberapa
peralatan lainya kita juga bisa lakukan pengurangan berat, Untuk mengurangi
beban membawa peralatan-peralatan itu, kita bisa menerapkan teknik subtitusi yaitu hanya membawa peralatan yang benar-benar
penting dan punya beberapa fungsi sekaligus, seperti
membawa pisau lipat multifungsi,
mengganti senter hansip dengan headlamp kecil yang bisa difungsikan
sekaligus sebagai lampu tenda,
mengganti botol minum alumunium atau plastik tebal dengan botol air
mineral ringan atau tambler lipat,
membawa pakaian ganti yang ringan atau berbahan Quickdry juga bisa
dijadikan bantal ketika tidur.
Untuk kawasan tropis, tentunya jas hujan atau ponco masuk dalam list
peralatan wajib. Cukup bawalah jas hujan plastik HDPE seharga Rp 10.000 yang
biasanya dipakai abang tukang becak.
alat masak ultralight. Sesuaikan kebutuhan alat masak jangan sampai
membawa berlebih. Kita bisa membawa cooking set titanium Teknik ini cukup
efektif memangkas berat.
Gunakan Kompor ultralight Karena disadari ataupun tidak, ternyata
kompor menjadi salah satu pembeda yang lumayan signifikan, terutama dalam hal
berat dan performa yang outputnya adalah efisiensi dari keberadaan kompor itu
sendiri. Ada banyak piliha kompor ultralight baik berbahan spirtus atau gas
Peralatan yang tersisa (seperti
sepuluh alat penting dan alat survival) yang dibawa oleh pendaki ultralight
mengikuti filosofi yang sama untuk mengganti peralatan backpacking konvensional
dengan opsi yang lebih ringan.
Consumables weight
Selain membawa peralatan standar, kita juga harus
membawa barang habis pakai yang termasuk
dalam consumables weight seperti air dan makanan, dan dalam beberapa
kondisi membawa bahan bakar. Beberapa pendaki ultralight menghemat berat dengan memasok barang-barang ini lebih
sering. Pada jalur jarak jauh dengan beberapa titik akses.
Air
Air dapat menjadi kontributor signifikan untuk berat
karena aktivitas moderat dalam iklim sedang membutuhkan 2 liter (2,1 US qt) air
minum per hari, dengan berat 2 kilogram (4,4 lb). Saat melakukan perjalanan
melalui area dengan banyak mata air dan aliran air, kita dapat membawa air
sedikitnya 350 mililiter (12 US fl oz), atau tidak ada sama sekali, asalkan
kita yakin akan seberapa jauh sumber air berikutnya dan kondisi cuaca yang
terjdi, tetapi di daerah lain kita harus membawa semua kebutuhan air, dan kita
hanya dapat meminimalkan berat kontainer atau tumblernya saja.
Jika kita membawa alat pemurni air untuk mencegah
penyakit yang ditularkan melalui air seperti Giardiasis, Cryptosporidiosis dan
disentri. Kita dapat mengurangi berat alat pemurni air, dengan membawa
desinfektan yang lebih ringan sebagai pengganti dari filter atau perangkat perawatan
Ultra Violet (UV). sehingga kita tidak perlu membawa perangkat penyaringan sama
sekali.
Botol Smartwater
populer untuk digunakan dalam backpacking
ultralight karena relatif ringan dan kuat, dan memanfaatkan ruang secara
efisien.
Makanan
Setelah "3 Besar" dan air terselesaikan,
makanan menjadi kontributor terbesar dari keseluruhan berat packing. makanan
terbaik selama hiking yang melelahkan adalah makanan yang mengandung
karbohidrat, garam, lemak, dan protein, kita juga harus mempertimbangkan berat
makanan, apakah bahan makanan itu akan dikemas ulang, atau kita hanya
membawanya di dalam kotak plastik, yang penting cukup ringan.
Memilih makanan yang akan dibawa untuk perjalanan
di pendakian merupakan pilihan pribadi. Karena itu kita sering menjumpai
makanan yang dikonsumsi pendaki yang satu sering kali berbeda dengan pendaki
lainnya. Sering kali kebiasaan ini didorong oleh berbagai macam alasan. Ada
pendaki yang tidak ingin diribetkan oleh tetek-bengek makan yang mereka makan,
pokoknya bisa dimakan dan mudah membuatnya, seperti mi instan yang merupakan
salah satu makanan yang paling umum dikonsumsi pendaki di Indonesia. Faktor
takut kelaparan di gunung juga melatarbelakangi beberapa pendaki membawa ekstra
makanan hingga ransel mereka bagaikan kulkas. Itu semua sah-sah saja karena
pada dasarnya hal tersebut tergantung pribadi masing-masing. Akan tetapi bagi
yang ingin menerapkan pendakian ultralight ada baiknya disimak beberapa patokan
dalam memilih makanan untuk bekal perjalanan pendakian. Diantaranya :
Jumlah
makanan
Jumlah makanan yang dibawa dalam ultralight hiking memperhatikan jumlah
kalori per ons atau gram yang dibutuhkan tubuh.
hal ini dapat diketahui dari bungkus makanan yang kita beli. Jika
makanan yang akan kita konsumsi tidak terdapat tabel perhitungan kalori maka perlu
mencari informasi atau browsing dulu. Jika hal ini terlalu ribet untuk
dilakukan pada akhirnya kita harus menyesuaikan jumlah makanan yang kita bawa
dengan kebiasaan diet kita. Sebaiknya kita melebihkan satu porsi makanan
sebagai cadangan jika kita membutuhkannya. selain itu jangan membawa makanan
yang bungkusnya menggembung karena akan memakan banyak tempat di dalam tas.
Waktu
memasak
Berdasarkan waktu yang dibutuhkan dalam memasak,
makanan pendakian dibagi dua yaitu yang lama memasaknya dan yang cepat. Makanan
yang membutuhkan waktu memasak yang lama akan menambah berat beban bawaan
karena biasanya terdiri dari bahan mentah, memerlukan bahan bakar ekstra, dan
memerlukan bahan tambahan dalam penyajiannya. Contohnya adalah nasi dan sup.
Kedua menu ini memang sangat pas dimakan dalam kondisi pegunungan yang dingin
dan saat kondisi badan lelah namun kita perlu waktu lama dalam memasaknya dan
membutuhkan air dan bahan bakar dalam jumlah banyak. kita juga masih perlu
menambahkan beberapa bumbu yang kita racik sendiri untuk menambahkan rasa pada
sup. Membawa beras dan memasaknya di atas gunung jelas bukanlah perkara
sederhana. Dalam Ultralight Hiking yang
paling penting adalah carilah bahan makanan yang hemat penggunaan air. Beras
tidak memenuhi kualifikasi tersebut karenan butuh banyak air. Lebih baik kita
makan sereal atau outmeal saja sebagai pengganti nasi. Ditambahkan dengan susu,
kalorinya cukup tinggi. Di lain sisi, makanan yang membutuhkan waktu penyajian
yang cepat akan sangat menguntungkan kita karena ringan dalam penyajian dan membutuhkan
sedikit bahan bakar.
Sereal mengandung karbohidrat yang cukup tinggi sehingga
asupan kalori yang kita butuhkan pun bisa terpenuhi. Selain itu ada protein,
lemak, zat besi, vitamin dan serat juga yang bisa diserap oleh tubuh. Dalam
satu ons sereal biasanya mengandung 113 kalori. jika kita menambahkan susu
sebagai pasangannya, maka kalori yang dikandung pun menjadi lebih banyak.
Sekarang banyak makanan dikeringkan yang cepat
sekali dalam penyajian seperti ransum TNI, bubur cepat saji, ataupun daging
kering seperti dendeng, abon atau sosis. Karena itu makanan seperti ini sangat
cocok untuk gaya ultralight hiking.
Makanan
ringan
Bukan hanya pendaki konvensional yang membawa
makanan ringan, tapi pendaki ultralight
juga membutuhkannya. Namun yang perlu kita bawa adalah snack energi atau energi
bar yang dapat membantu memenuhi kebutuhan tubuh akan kalori di sela-sela perjalanan.
Jangan bayangkan untuk membawa keripik atau gorengan sejenisnya karena hanya akan
menambah rasa haus. Lebih baik pertimbangkan untuk membawa buah segar ataupun
kering karena sangat baik untuk menjaga nutrisi dalam tubuh. Persiapkan bekal
makanan pendakian kita dan berimprovisasilah sesuai selera dan kebutuhan diet
kita.
Saat kita menggunakan gaya ultralight hiking berat 100 gram saja akan sangat berpengaruh
terhadap perjalanan. Jangan pernah berhenti untuk berinovasi dan melakukan
berbagi peralatan yang di bawa dengan orang lain agar beban yang dibawa beratnya
dapat diminimalkan tanpa mengurangi faktor keamanan
(Dari berbagai sumber)
Terimakasih Semoga Bermanfaat