Minggu, 31 Maret 2019

ULTRALIGHT HIKING


ULTRALIGHT HIKING

Ultralight Hiking pertama kali dikenalkan oleh Emma Rowena Gatewood pada tahun 1955, kemudian dipopulerkan oleh Ray Jardine yang melakukan perjalanan di Pasific Crest Trail (PCT) pada tahun 1989 yang kemudian catatan perjalanannya diterbitkan dalam sebuah buku PCT Hiker’s Handbook, yang kemudian dicetak ulang dengan judul Beyond Backpacking pada tahun 1999. Pada saat itu (1989), Ray Jardine membawa base weight sekitar 11kg, kemudian pada tahun 1994 Ray Jardine melakukan perjalanan PCT untuk yang ketiga kalinya dengan base weight 4.1kg.
Lalu, apa itu ultralight hiking, Ultralight hiking adalah gaya hiking yang menekankan pada membawa perlengkapan yang paling ringan dan paling sederhana dengan aman untuk perjalanan di alam terbuka. Sebenarnya Tidak ada definisi yang baku dengan "ultralight", Ini lebih merupakan pola pikir mengenai berat isi ransel yang kita bawa. Ini tentang bagaimana kita memutuskan untuk bisa bertahan dengan isi ransel yang ringan. Dengan pengalaman yang kita dapat tentunya kita dapat menemukan rumus kita sendiri. Gaya Ulatralight hiking seringkali diterapakan oleh pendaki gunung. Karena kondisi kontur yang menanjak menbutuhkan energy ekstra ketimbang kontur yang datar. Sehingga berat ransel yang di bawa akan sangat mempengaruhi daya jelajah kita selama pendakian.
Dalam pendakian  sendiri terdapat Istilah Lightweight dan ultralight yang biasanya merujuk pada Berat perlengkapan standar, Berat perlengkapan standar yang sering dijadikan acuan adalah sebagai berikut :
- Ultralight Hiking = beban yang dibawa beratnya kurang dari 5 kg.
- Lightweight Hiking = beban yang dibawa beratnya kurang dari 10 kg.
Sedangkan menurut sumber lain, standar beban yang berlaku adalah sebagai berikut :
- Minimalist Hiking = beban yang dibawa dibawah 6 kg.
- Ultralight Hiking = beban yang dibawa berada di kisaran angka 10 kg.
- Lightweight Hiking = beban yang dibawa diatas 10 kg hingga maksimal 15 kg.
- Plush/Deluxe Hiking = beban yang dibawa diatas 15 kg.
pada kenyataannya pendaki konvensional sering menghasilkan bobot dasar di atas 14 kg, dan terkadang hingga 27 kg. Banyak orang yang terjebak dengan ultralight itu harus kecil, dan ringkas. Padahal ultralight itu focus di berat sedangkan kecil dan ringkas itu ultrasmall.
Ultralight Hiking bukanlah mengurangi peralatan yang dibawa ketika pendakian, tapi bagaimana membuat peralatan menjadi lebih ringan dan juga satu barang dapat mempunyai banyak fungsi sehingga beban dapat dipangkas.
Dengan membawa peralatan yang lebih ringan dan multifungsi kita dapat menempuh jarak yang lebih panjang per harinya tanpa banyak mengeluarkan tenaga. Ini sangat berguna saat kita melewati jalur pedakian dengan jarak yang jauh. Tentu dengan membawa beban yang terlalu berat pada ransel akan membuat pedakian kita menjadi lambat, cepat lelah, cepat emosi, dan tidak menikmati perjalanan.
saat ini, banyak pendaki yang mencoba beralih dari gaya konvensional ke gaya ultralight. Banyak alasan yang mendorong mereka untuk melakukan migrasi ini, yang tentunya dengan berbeda-beda tujuan dari satu orang dengan orang yang lain.

Apakah Ultralight aman?
Pendaki dengan ultralight hiking juga membawa semua peralatan keamanan seperti pendaki konvensional lainnya. Memang tak ada jaminan keselamatan 100%. Peralatan hanyalah sebagai alat bantu, namun mengambil keputusan yang tepat merupakan langkah utama dalam kesuksesan pendakian.
Ultralight hiking, sebenarnya lebih banyak ditunjang dengan perlengkapan yang ultralight juga, sehingga lebih ke pembahasan Ultralight Hiking Gear. Kalau di istilahkan dalam bahasa Indonesia kurang lebih "Peralatan Pendakian Super Ringan".

Ultralight Hiking lebih mengedepankan pendakian yang efisien, aman dan senyaman mungkin. 3 faktor itu setidaknya harus dipenuhi.
Efisien dalam penggunaan sumber daya yang ada, baik itu waktu, tenaga, bekal dan perlengkapan.  Untuk melakukan perjalanan yang efisien tidak lah mudah, mulai dari menentukan hari dan waktu, memilih jalur, menyiapkan peralatan dan kebutuhan, disiplin waktu dan jadwal, memilih lokasi tempat berkemah, dll. Tujuannya hanya satu, menghindari kesalahan sekecil mungkin, sehingga perjalanan pendakian benar-benar bermanfaat, sesuai target dan keinginan. Misal tidak membawah peralatan yang tidak bermanfaat, tidak membawa logistik yang berlebih.
Aman. Pendakian ultralight harus lah aman. Tidak boleh mengabaikan keselamatan. Misal karena ingin mengejar waktu dan ingin efisien memilih jalur yang berbahaya dan beresiko. Perlengkapan dan peralatan yang dipakai juga harus memenuhi standar keamanan.
Nyaman. Nah ini yang menjadi harapan setiap pendaki. Mendaki dengan nyaman. Tidak membawah beban berlebih, peralatan yang benar-benar bermanfaat, bekal yang cukup (tidak kurang atau kelebihan), jadwal waktu yang tepat, sehingga kita bisa menikmati setiap moment saat mendaki.

Dalam ultralight hiking, kita harus tahu macam-macam berat yang kita bawa dalam sebuah perjalanan yaitu :
1) worn / carried weight. Yaitu semua yang dipakai dan dibawa ketika jalan selain dari apa yang masuk ke dalam tas. Contoh adalah kaos, celana yang dipakai pada saat jalan, sepatu, topi, kacamata, jam tangan, trekking pole, bandana, kaos kaki, dll.
2) base weight. Yaitu semua yang di dalam tas, kecuali makanan, minuman, bahan bakar. Contoh adalah ransel itu sendiri, shelter, sleeping pad, sleeping bag, peralatan masak, peralatan survival, perlengkapan P3K, headlamp, jaket, peralatan mandi, botol minum, handphone, powerbank, dll.
3) consumables weight. Yaitu semua bawaan yang bakal dikonsumsi; makanan, minuman, termasuk bahan bakar
4) initial pack weight. Total berat bawaan yang masuk ke dalam ransel, no 2 + 3
5) full skin out weight (FSO). Total semua barang yang dibawa selain berat kita. no 1 + 2 + 3

Ultralight hiking berfokus kepada poin no 2 yaitu base weight. meskipun pengurangan berat bahan habis pakai juga diterapkan.  bagaimana cara mensiasati base weight.

Go Ultralight Hiking With The Big Three
Dalam Ultralight hiking  ada 3 item utama  dalam base weight yang lumayan berat, yang selanjutnya kita sebut sebagai “THE BIG THREE”. Item item itu adalah ransel itu sendiri, tenda/shelter, dan sleeping sistem yang meliputi sleeping bag dan sleeping pad, apabila dari ketiga item item tersebut beratnya bisa dibawah 4kg. ini akan mengurangi banyak beban di pundak, Perhitungan ini adalah untuk 1 orang, atau solo backpacker
Cara tercepat untuk meringankan berat packing kita adalah dengan mengganti satu atau semua dari tiga item item tersebut. sehingga dengan mengurangi bobot ke tiga item ini akan mengurangi berat packing keseluruhan

Ransel
Ransel merupakan peralatan yang menopang barang-barang selama perjalanan kita. Jika berat ransel kosong saja sudah cukup berat apalagi ditambah dengan membawa peralatan yang lain. Semakin ringan dan ringkas peralatan yang dibawa maka semakin kecil juga ransel yang dibutuhkan. Hal ini merupakan prinsip ultralight hiking.
Ransel dalam ultralight hiking berpatokan kepada berat, bukan volume, jadi ransel UL bukan harus ransel dengan volume dibawah 30liter. Karena tas dibawah 30 liter dengan berat diatas 2kg itu ada, contohnya itu tas yang ada rodanya yang biasa sering kita lihat di bandara. Dan tas dengan volume diatas 50 liter dengan berat dibawah 1kg juga ada. berapa pun kapasitas ransel kita, yang penting semua bawaan kita masuk.
Ransel Ultralight Hiking dibuat dari bahan yang ringan dan menggunakan frame yang tidak terlalu besar atau bahkan tidak ada frame sama sekali. Alternatif untuk ransel ultralight umumnya menggunakan frame internal dari bahan carbon sedang kainnya dari bahan nilon ripstop, silnylon, atau Dyneema, atau serat cuben, Ransel dengan frame internal memiliki berat kurang lebih 2,7 kg, dengan fitur seperti penstabil sabuk pinggul, tali pengangkat, tali sternum, dan tali kompresi; sedangkan ransel tanpa frame ultralight yang tersedia dipasaran berbobot mulai dari 8 - 14 ons (200-400 g) dan biasanya sedikit fitur ransel dengan model yang sederhana.
Sementara seorang pendaki konvensional mungkin memiliki ransel 65 liter dalam kisaran 1.3 – 1.8 kg, penganut ultralight hiking yang berpengalaman dapat memilih ransel 45 hingga 55liter tanpa frame, yang terkadang lebih kecil, dengan berat kurang dari 1,5 - 2 pon (0,6 – 0,9 kg).
Kita harus membuat rencana berapa lama perjalanan akan ditempuh dan berapa jumlah peralatan yang akan dibawa. Jika perjalanan hanya 2 hari kemudian kita membawa ransel 50 L maka tidaklah memakai prinsip ultralight hiking. Perjalanan 2 hari dapat menggunakan ransel dengan ukuran 20-35L jika menggunakan prinsip ultralight hiking.

Shelter
Shelter atau tempat berlindung merupakan kebutuhan wajib bagi para pendaki yang akan bermalam di gunung atau untuk bertahan dari ganasnya cuaca gunung. Shelter yang paling umum dibawa pendaki  yaitu tenda atau tenda dome, akan tetapi tenda relatif berat karena berbagai factor, tenda sering dirancang dengan dua lapisan kain (untuk mengatasi masalah kondensasi internal), tenda juga sering menggunakan tiang logam/fiber dan pasak, dan kadang-kadang memakai kain terpal yang terpisah untuk melindungi bagian bawah tenda.
Shelter  adalah salah satu dari “THE BIG THREE”, yaitu bawaan yang paling berpengaruh terhadap berat gendongan kita secara keseluruhan, diluar logistik tentunya.
Lalu bagaimana menyiasati agar salah satu bawaan ini tidak terlalu berat? Tentunya banyak cara yang harus dilakukan, agar reduksi berat ini tidak mengurangi atau bahkan menghilangkan sama sekali tingkat keselamatan dalam kegiatan pendakian.
Dalam konsep Ultralight Hiking, pendaki disarankan memilih tenda berbobot super ringan. Biasanya tenda ini memiliki karakteristik tersendiri, seperti frame dan pasaknya terbuat dari bahan alumunium pesawat yang super ringan namun kokoh, ketimbang bahan fiber seperti pada umumnya. Sebuah tenda Ultralight rata-rata berbobot 1,5 kg – 2 kg dengan kapasitas single atau 2 orang. Namun banyak pendaki ultralight menggunakan sistem shelter tarp tent di mana trekking pole berfungsi sebagai tiang untuk tenda, tarp tent ini berkapasitas 1 orang dengan berat sekitar 700gr. Mengganti tenda double layer dengan flysheet sederhana dan kombinasi bivysack akan mengurangi tidak hanya berat tetapi juga volume yang dibawa dalam ransel. sistem shelter teringan yang mungkin adalah hanya dengan kain flysheet, hanya dibutuhkan sedikit keterampilan untuk dapat mendirikannya dan juga hanya butuh tali dan beberapa pohon, tiang pancang atau trekking pole untuk penyangga. Bisa untuk kapasitas sampai 4 orang dengan berat sekitar 500gr temasuk tali dan pasak.

Sleeping System
THE BIG THREE selanjutnya adalah sleeping system, Saat membicarakan tentang sleeping system di kegiatan alam terbuka, maka tidak bisa dipisahkan dari yang namanya sleeping bag dan sleeping pad.

Sleeping Bag
Sleeping bag adalah kantung atau tempat tidur yang fungsinya melindungi dan mempertahankan suhu tubuh kita  selama kita tidur. Sleeping bag merupakan salah satu jenis peralatan yang penting dalam perjalanan alam terbuka  khususnya mendaki gunung. Jika sleeping bag mempunyai kemampuan isolasinya rendah tentu saat kita tidur tidak akan bisa nyenyak karena kedinginan.
Pengurangan berat sleeping bag dapat dicapai melalui pengurangan jumlah kain yang digunakan dalam pembuatannya atau melalui penggunaan bahan yang lebih ringan dalam konstruksinya. Penggunaan bahan Down atau bulu angsa dalam sleeping bag adalah bahan insulasi yang lebih ringan berdasarkan volume daripada serat sintetis yang tersedia saat ini. Berat keseluruhan kantong tidur dapat dikurangi dengan menghilangkan bahan yang berlebihan. Contoh dari ini adalah penggunaan selimut tidur. Namun Selimut tidur adalah selimut berinsulasi rendah yang tidak memiliki insulasi di sisi bawahnya, dalam prakteknya harus menggunakan alas tidur untuk melindungi dari kehilangan panas konduktif ke tanah. Selimut tidur lebih seperti kantung tidur konvensional yang membungkus seluruh tubuh pengguna tetapi kain dasarnya tidak mengandung insulasi.
Sleeping bag juga sebaiknya disesuaikan pengunaannya, jika kita medaki gunung di Indonesia sangat aneh jika menggunakan sleeping bag untuk gunung salju seperti everest.
Untuk menurunkan berat sleeping bag :
·      Pilih kantung tidur yang tidak lebih hangat dari yang sebenarnya kita butuhkan. Kehangatan ekstra hanya berarti berat ekstra.
·      Pilih kantung tidur mumi tanpa tudung; kita bias mengenakan kupluk dan / atau topi rajutan hangat di malam yang dingin.
·      Pertimbangkan selimut trekking (menjadi populer dengan pejalan kaki) daripada kantong tidur.
·      Carilah sleeping bag yang mempunyai packing kecil dan ringan tanpa mengurangi kemampuan isolasinya.
Beberapa pendaki ultralight berpengalaman dapat membuat suhu badan tetap hangat dengan mengenakan pakaian terisolasi untuk tidur, seperti balaclava atau jaket terisolasi, memilih lokasi berkemah yang tepat untuk menghindari lokasi lokasi yang lebih dingin (titik-titik rendah di mana udara dingin cenderung terkumpul), memanfaatkan penghalang angin alami seperti vegetasi rapat atau tebing sehingga suhu dingin dapat disiasati dengan membawa sleeping bag yang lebih ringan.

Sleeping Pad
Sleeping Pad adalah alas tidur yang memberikan kenyamanan dan tambahan kehangatan. alas tidur yang biasanya memakai matras sponge yang sperti biasa TNI pakai, bisa disiasati untuk meminimalisir bobotnya dengan matras alumunium foil yang beratnya setara dengan berat sebungkus mie instan. Walaupun tipis tapi martas alumimium foil mempunyai kemampuan yang lebih baik daripada martas hitam sponge dan matras jenis ini sudah cukup baik mengisolasi hawa dingin dari tanah, hanya tidak begitu empuk. Jika yang ekstra empuk dan tetap ultralight ada sleeping pad yang Mirip seperti kasur tiup namun dengan bentuk lebih kecil untuk ukuran satu orang. Ukuran packing hanya sebesar botol air mineral.

Beberapa peralatan outdoor lainnya
Setelah base waight "3 Besar" terselesaikan kemudian beberapa peralatan lainya kita juga bisa lakukan pengurangan berat, Untuk mengurangi beban membawa peralatan-peralatan itu, kita bisa menerapkan teknik subtitusi  yaitu hanya membawa peralatan yang benar-benar penting dan punya beberapa fungsi sekaligus, seperti
membawa pisau lipat multifungsi,  
mengganti senter hansip dengan headlamp kecil yang bisa difungsikan sekaligus sebagai lampu tenda,
mengganti botol minum alumunium atau plastik tebal dengan botol air mineral ringan atau tambler lipat,
membawa pakaian ganti yang ringan atau berbahan Quickdry juga bisa dijadikan bantal ketika tidur.
Untuk kawasan tropis, tentunya jas hujan atau ponco masuk dalam list peralatan wajib. Cukup bawalah jas hujan plastik HDPE seharga Rp 10.000 yang biasanya dipakai abang tukang becak.
alat masak ultralight. Sesuaikan kebutuhan alat masak jangan sampai membawa berlebih. Kita bisa membawa cooking set titanium Teknik ini cukup efektif memangkas berat.
Gunakan Kompor ultralight Karena disadari ataupun tidak, ternyata kompor menjadi salah satu pembeda yang lumayan signifikan, terutama dalam hal berat dan performa yang outputnya adalah efisiensi dari keberadaan kompor itu sendiri. Ada banyak piliha kompor ultralight baik berbahan spirtus atau gas

Peralatan yang tersisa (seperti sepuluh alat penting dan alat survival) yang dibawa oleh pendaki ultralight mengikuti filosofi yang sama untuk mengganti peralatan backpacking konvensional dengan opsi yang lebih ringan.

Consumables weight
Selain membawa peralatan standar, kita juga harus membawa barang habis pakai  yang termasuk dalam consumables weight  seperti air dan makanan, dan dalam beberapa kondisi membawa bahan bakar. Beberapa pendaki ultralight menghemat berat dengan memasok barang-barang ini lebih sering. Pada jalur jarak jauh dengan beberapa titik akses.

Air
Air dapat menjadi kontributor signifikan untuk berat karena aktivitas moderat dalam iklim sedang membutuhkan 2 liter (2,1 US qt) air minum per hari, dengan berat 2 kilogram (4,4 lb). Saat melakukan perjalanan melalui area dengan banyak mata air dan aliran air, kita dapat membawa air sedikitnya 350 mililiter (12 US fl oz), atau tidak ada sama sekali, asalkan kita yakin akan seberapa jauh sumber air berikutnya dan kondisi cuaca yang terjdi, tetapi di daerah lain kita harus membawa semua kebutuhan air, dan kita hanya dapat meminimalkan berat kontainer atau tumblernya saja.
Jika kita membawa alat pemurni air untuk mencegah penyakit yang ditularkan melalui air seperti Giardiasis, Cryptosporidiosis dan disentri. Kita dapat mengurangi berat alat pemurni air, dengan membawa desinfektan yang lebih ringan sebagai pengganti dari filter atau perangkat perawatan Ultra Violet (UV). sehingga kita tidak perlu membawa perangkat penyaringan sama sekali.
Botol Smartwater populer untuk digunakan dalam backpacking ultralight karena relatif ringan dan kuat, dan memanfaatkan ruang secara efisien.

Makanan
Setelah "3 Besar" dan air terselesaikan, makanan menjadi kontributor terbesar dari keseluruhan berat packing. makanan terbaik selama hiking yang melelahkan adalah makanan yang mengandung karbohidrat, garam, lemak, dan protein, kita juga harus mempertimbangkan berat makanan, apakah bahan makanan itu akan dikemas ulang, atau kita hanya membawanya di dalam kotak plastik, yang penting cukup ringan.
Memilih makanan yang akan dibawa untuk perjalanan di pendakian merupakan pilihan pribadi. Karena itu kita sering menjumpai makanan yang dikonsumsi pendaki yang satu sering kali berbeda dengan pendaki lainnya. Sering kali kebiasaan ini didorong oleh berbagai macam alasan. Ada pendaki yang tidak ingin diribetkan oleh tetek-bengek makan yang mereka makan, pokoknya bisa dimakan dan mudah membuatnya, seperti mi instan yang merupakan salah satu makanan yang paling umum dikonsumsi pendaki di Indonesia. Faktor takut kelaparan di gunung juga melatarbelakangi beberapa pendaki membawa ekstra makanan hingga ransel mereka bagaikan kulkas. Itu semua sah-sah saja karena pada dasarnya hal tersebut tergantung pribadi masing-masing. Akan tetapi bagi yang ingin menerapkan pendakian ultralight ada baiknya disimak beberapa patokan dalam memilih makanan untuk bekal perjalanan pendakian. Diantaranya :

Jumlah makanan
Jumlah makanan yang dibawa dalam ultralight hiking memperhatikan jumlah kalori per ons atau gram yang dibutuhkan tubuh.  hal ini dapat diketahui dari bungkus makanan yang kita beli. Jika makanan yang akan kita konsumsi tidak terdapat tabel perhitungan kalori maka perlu mencari informasi atau browsing dulu. Jika hal ini terlalu ribet untuk dilakukan pada akhirnya kita harus menyesuaikan jumlah makanan yang kita bawa dengan kebiasaan diet kita. Sebaiknya kita melebihkan satu porsi makanan sebagai cadangan jika kita membutuhkannya. selain itu jangan membawa makanan yang bungkusnya menggembung karena akan memakan banyak tempat di dalam tas.

Waktu memasak
Berdasarkan waktu yang dibutuhkan dalam memasak, makanan pendakian dibagi dua yaitu yang lama memasaknya dan yang cepat. Makanan yang membutuhkan waktu memasak yang lama akan menambah berat beban bawaan karena biasanya terdiri dari bahan mentah, memerlukan bahan bakar ekstra, dan memerlukan bahan tambahan dalam penyajiannya. Contohnya adalah nasi dan sup. Kedua menu ini memang sangat pas dimakan dalam kondisi pegunungan yang dingin dan saat kondisi badan lelah namun kita perlu waktu lama dalam memasaknya dan membutuhkan air dan bahan bakar dalam jumlah banyak. kita juga masih perlu menambahkan beberapa bumbu yang kita racik sendiri untuk menambahkan rasa pada sup. Membawa beras dan memasaknya di atas gunung jelas bukanlah perkara sederhana. Dalam Ultralight Hiking yang paling penting adalah carilah bahan makanan yang hemat penggunaan air. Beras tidak memenuhi kualifikasi tersebut karenan butuh banyak air. Lebih baik kita makan sereal atau outmeal saja sebagai pengganti nasi. Ditambahkan dengan susu, kalorinya cukup tinggi. Di lain sisi, makanan yang membutuhkan waktu penyajian yang cepat akan sangat menguntungkan kita karena ringan dalam penyajian dan membutuhkan sedikit bahan bakar.
Sereal mengandung karbohidrat yang cukup tinggi sehingga asupan kalori yang kita butuhkan pun bisa terpenuhi. Selain itu ada protein, lemak, zat besi, vitamin dan serat juga yang bisa diserap oleh tubuh. Dalam satu ons sereal biasanya mengandung 113 kalori. jika kita menambahkan susu sebagai pasangannya, maka kalori yang dikandung pun menjadi lebih banyak.
Sekarang banyak makanan dikeringkan yang cepat sekali dalam penyajian seperti ransum TNI, bubur cepat saji, ataupun daging kering seperti dendeng, abon atau sosis. Karena itu makanan seperti ini sangat cocok untuk gaya ultralight hiking.

Makanan ringan
Bukan hanya pendaki konvensional yang membawa makanan ringan, tapi pendaki ultralight juga membutuhkannya. Namun yang perlu kita bawa adalah snack energi atau energi bar yang dapat membantu memenuhi kebutuhan tubuh akan kalori di sela-sela perjalanan. Jangan bayangkan untuk membawa keripik atau gorengan sejenisnya karena hanya akan menambah rasa haus. Lebih baik pertimbangkan untuk membawa buah segar ataupun kering karena sangat baik untuk menjaga nutrisi dalam tubuh. Persiapkan bekal makanan pendakian kita dan berimprovisasilah sesuai selera dan kebutuhan diet kita.
Saat kita menggunakan gaya ultralight hiking berat 100 gram saja akan sangat berpengaruh terhadap perjalanan. Jangan pernah berhenti untuk berinovasi dan melakukan berbagi peralatan yang di bawa dengan orang lain agar beban yang dibawa beratnya dapat diminimalkan tanpa mengurangi faktor keamanan

(Dari berbagai sumber)

Terimakasih Semoga Bermanfaat

1 komentar:

  1. Thanks for sharing, jika sedang mencari bahan kain untuk pembuatan sleeping bag yang berkualitas dengan harga murah.. Kunjungi toko kain online kami dan dapatkan penawaran menarik lainnya.. Regards : fitinline..

    BalasHapus